; ; ;

SMA Negeri 1 Demak

Jl. Sultan Fatah No. 85 Demak

Maju Bersama Hebat Semua

Gali Pengalaman Nyata, MPK-OSIS SMAN 1 Demak Gelar Homestay di Bowongso Wonosobo

Selasa, 20 Desember 2022 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 851 Kali

SMAN 1 Demak Update -Wonosobo, kota kecil pegunungan di Jawa Tengah dianugerahi berbagai keindahan alam. Danau yang berwarna-warni, perkebunan beragam sayuran segar, udara sejuk, dan gunung-gunung berkabut. Penghujung 2022 ini, kaki Gunung Sumbing yang agung menjadi tempat utamanya. Desa Bowongso adalah destinasinya.

Libur musim semester gasal 2022/2023 telah tiba. Mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) SMAN 1 Demak adakan giat homestay, wadah untuk langsung merasakan pengalaman langsung terjun dalam dunia masyarakat selama tiga hari dua malam.

Senin (19/12/2022) sebanyak 83 peserta homestay dari unsur MPK dan OSIS telah siap sejak pukul 05.30 WIB di lingkungan sekolah. Tas, koper, galon, tikar, hingga gitar yang menjadi bawaan peserta terlihat menumpuk di lapangan. Sementara peserta dibariskan, sembari mengikuti sesi pelepasan oleh kepala sekolah.

Kepala SMAN 1 Demak, Solikhin, S.Pd., M.Pd yang langsung hadir pada kesempatan tersebut menuturkan pentingnya menggali pengalaman nyata sebaik mungkin sekaligus menjaga nama baik almamater sekolah ketika berbaur dengan masyarakat.

“Anda-anda semuanya mewakili entitas masyarakat Demak secara umum dan menjadi representasi wajah sekolah ketika nanti tiba di Desa Bowongso. Tunjukkan kepada masyarakat disana bagaimana siswa-siswi SMAN 1 Demak yang jujur, santun, ramah, dan sopan. Junjung tinggi almamater sekolah tercinta dan selamat melatih diri untuk mandiri dengan berbaur langsung di tengah-tengah masyarakat. Semoga homestay 2022 membawa manfaat progresif bagi semua pihak,” ujar kepala sekolah yang hobi bermusik tersebut.

Usai sambutan dan pelepasan dari kepala sekolah, rombongan homestay yang terbagi dalam empat armada bus pun berangkat. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih lima jam ditempuh. Perubahan angin kering khas pesisir Demak menjadi udara sejuk ala pegunungan menjadi tanda memasuki wilayah Wonosobo, negeri di atas awan. Lapangan Desa Bowongso menjadi titk rendezvous (kumpul).

Bowongso merupakan desa terakhir di Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo yang berlokasi dibawah kaki Gunung Sumbing. Keunikan tersebut sekaligus potensi-potensinya langsung disampaikan kepala desa, Achsin Kholiq dalam sambutan penerimaan sekaligus membuka acara homestay.

“Selamat datang di Desa Bowongso, desa yang terkenal sebagai pemukiman paling ujung di Gunung Sumbing. Desa yang terkenal akan kopi arabika, tembakau, dan basecamp para pendaki. Mungkin ini menjadi pengalaman pertama dan tak terlupakan oleh adik-adik semua. Jangan sungkan untuk mendapatkan banyak pengalaman dengan penduduk Bowongso. Selamat melaksanakan kegiatan homestay. Mari bangun sinergi yang positif antara SMAN 1 Demak dengan Desa Bowongso,” jelasnya.

 

Sambutan kepala Desa Bowongso

Desa Bowongso, menurut akar historis berdasarkan penuturan penduduk, merupakan desa yang secara usia dapat dikatakan tua. Dinamai demikian karena merujuk pada pendiri desa yang oleh penduduk setempat dikenal dengan nama Mbah Bong/Mbah Wangsa. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah makam yang terawat dengan baik dan menempati posisi tinggi bagi penduduk desa.

Secara potensi, Tiga hal yang dapat mendeskripsikan tentang Desa Bowongso: perkebunan, pendakian, dan kesenian. Kebun sayur seperti cabai, kol, dan tomat mendominasi beberapa titik lahan desa. Dunia agrikultur Bowongso semakin berkembang manakala pada 2005, tanaman kopi jenis arabica dan tembakau diintroduksi. Sejak saat itu pula, Desa Bowongso identik sebagai penghasil kopi dan tembakau. Tak heran, berdasarkan penuturan kepala desa, hampir 90% penduduk berprofesi sebagai petani.

Pendakian juga tak lepas dari denyut nadi Bowongso. Terdapat basecamp pendakian beserta beberapa kedai makanan yang tersedia. Pada saat weekend atau libur panjang, dapat dipastikan area basecamp Bowongso penuh dengan para petualang gunung.

Bowongso juga semakin berwarna dengan keberadaan tujuh kelompok seni yang hidup didalamnya. Seni kuda kepang, rebana, orkes, dan marching band membalut desa dengan estetika rasa.

Keberadaan Desa Bowongso sendiri juga cukup terdokumentasi dengan baik melalui situs website desa yang dapat diakses pada laman bowongso-kalikajar.wonosobokab.go.id. Sedangkan media Instagram bowongso_ rajin mengunggah produk kopi bowongso sebagai trademark utamanya.

Hari pertama di Bowongso, diisi dengan tiap peserta beramah-tamah dengan induk semangnya masing-masing. Setelah itu, selepas Isya’ hingga jam setengah Sembilan malam diadakan kegiatan malam keakraban.

 

Malam keakraban peserta

Sinar rembulan bergantung di langit Wonosobo. Kabut tipis mulai menyelimuti area desa dan suhu mulai turun. Malam dingin yang panjang dimulai dan kegiatan esok hari telah menanti. (Bersambung).

Sekolah Kesiswaan Homestay
  1. TULISAN TERKAIT