; ; ;

SMA Negeri 1 Demak

Jl. Sultan Fatah No. 85 Demak

Maju Bersama Hebat Semua

Jejak Homestay Smansade 2023 di Balik Selimut Kabut Gunung Sumbing: Teropong Historis Desa Adipuro, Toleransi Beragama, dan Keramahan Pegunungan

Senin, 25 Desember 2023 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 531 Kali

Smansade Update – Kabut tipis mulai menyelimuti pemukiman di lembah gunung itu pada sore hari. Perlahan tapi pasti, puncak Gunung Sumbing, perkebunan dibawahnya, jalanan aspal yang menjadi akses mobilitas, dan jarak pandang menjadi terbatas. Inilah Desa Adipuro yang terletak di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang dengan menyandang predikat sebagai salah satu desa tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

Libur semester gasal 2023/2024 telah tiba. Pengurus OSIS dan MPK SMAN 1 Demak memanfaatkan liburan akhir tahun tersebut dengan merealisasikan program kerja bertajuk homestay. Suatu kegiatan yang wajib diikuti oleh pengurus OSIS dan MPK kelas X dan XI dengan konsep hidup dan merasakan langsung kegiatan di masyarakat selama beberapa hari. Biasanya dipilih desa-desa yang berlokasi di lembah maupun kaki gunung di wilayah Jawa Tengah. Edisi homestay 2023 ini, Desa Adipuro dipilih menjadi lokasinya. Sebanyak 121 siswa-siswi terlibat didalamnya.

Senin hingga Rabu (18-20 Desember 2023) merupakan jadwal untuk homestay. Berikut penulis jabarkan secara ringkas kegiatan tiga hari tersebut beserta Desa Adipuro dilihat dari teropong historisnya maupun keunikannya.

 

Jejak Sejarah Desa Adipuro

Berdasarkan penuturan lokal dari keterangan perangkat desa, eksistensi Adipuro baru muncul sekitar tahun 2005 sebagai sebuah desa. Sebelum tahun 2005, Desa Adipuro masih berbentuk dusun dengan nama Prampelan. Dusun Prampelan pada waktu itu masih menginduk dengan Desa Kaliangkrik yang jaraknya kurang lebih enam kilometer. Seiring berkembangnya waktu, bertambahnya populasi, dan semakin banyak hunian di Dusun Prampelan maka diputuskan untuk melakukan pemekaran. Alhasil di tahun 2005, munculah nama Desa Adipuro dengan dua dusun (Prampelan I dan Prampelan II) sebagai penyangganya dalam lembaran administratif pemerintah daerah Kabupaten Magelang.

Pemukiman dibawah kaki Gunung Sumbing, Desa Adipuro

Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan toponiminya, penamaan Prampelan berasal dari kata ampel yang artinya buluh atau bambu. Secara geografis, memang benar di Desa Adipuro memang masih banyak hutan-hutan bambu yang lebat mengelilinginya. Bambu-bambu tersebut sudah terintegrasi dengan kehidupan penduduk desa. Setiap pembangunan hunian, rumah, tempat ibadah, dlsb di desa tersebut, pasti salah satu kerangkanya diambil dari bambu-bambu yang banyak tumbuh disekitarnya.

Hutan Bambu (Ampel) mengelilingi Desa Adipuro yang menjadi ciri khas toponiminya

Dokumentasi Pribadi

Adapun penamaan Adipuro sebagai nama resmi desa diserat dari pesan pendiri Dusun Prampelan. Masyarakat lokal menyebutnya dengan simbah Kyai Ampel. Kyai Ampel ini diyakini dulu semasa hidupnya membangun pesantren di Prampelan dengan nama Adipuro (Adi: utama; puro: hunian/desa/kota). Kyai Ampel pula yang menanamkan ajaran Islam kepada penduduk sekitar. Meski garis waktu munculnya Dusun Prampelan belum jelas, namun tempat peristirahatan terakhir dari sang pembuka dusun benar-benar ada eksistensinya dekat dengan pemakaman warga. Selain Kyai Ampel, tokoh berpengaruh dari masa lampau Adipuro adalah Kyai Marsan, salah satu bangsawan dari Kasunanan Surakarta yang ikut menguatkan syiar agama di Desa tersebut.

Jalan menuju makam pendiri Dusun Prampelan (Kyai Ampel)

Dokumentasi Pribadi

 

Oleh sebab itulah, Desa Adipuro dapat muncul karena tidak menanggalkan jejak historisnya.

 

Desa Adipuro Era Kini

Delapan belas tahun berlalu sejak pendirian Desa Adipuro. Kini, desa berkembang lebih progresif. Kebun-kebun sayur mendominasi lahan-lahan di Adipuro. Cabai, labu siam, bawang, bunga kol, dan brokoli adalah komoditas sayuran utama desa. Hal ini juga menjawab dari 3430 jiwa (tahun 2022), sebanyak 1398 penduduk bermata pencaharian sebagai petani.

Selain itu, di Desa Adipuro juga terdapat dua organisasi keagamaan Islam yang memiliki pengaruh kuat. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua pilar yang menjamin serta menjaga tingkat spiritual penduduk desa yang 100% memeluk ajaran Islam. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya tempat ibadah (masjid maupun mushala) yang berada diberbagai titik desa.

Berbalut dengan modernitas, kehidupan khas pegunungan masyarakat Adipuro masih tetap sama. Keramah-tamahannya yang berpadu dengan kebaikan alamnya.

 

Rekap Kegiatan Homestay OSIS-MPK SMAN 1 Demak 2023

Senin, 18 Desember 2023

Peserta homestay tiba di Desa Adipuro sekitar pukul 14.30 WIB. Disambut oleh perangkat desa dalam apel pembukaannya. Setelah itu, peserta dibagi ke dalam rumah-rumah induk semang dengan kode berbagai jenis bunga. Setiap rumah dihuni oleh 5-6 peserta. Selepas itu, setiap peserta melakukan ramah-tamah dengan induk semangnya hingga malam menjelang.

Selasa, 19 Desember 2023

Ketika udara subuh menyapa dan mentari mulai menampakkan eksistensinya, peserta homestay melakukan kegiatan dengan profesi masing-masing induk semangnya. Mereka membantu dan latihan menanam bibit, memberi pupuk, dan memanen sayur-sayuran. Siang hingga sorenya, peserta homestay ramah-tamah dengan generasi masa depan Desa Adipuro. Melakukan giat lomba-lomba yang seru dan edukatif sebagai bentuknya. Dilanjutkan pada malam hari menggeolar pentas senid ditemani api unggun yang menyala-nyala.

Membantu induk semang memanen sayur-sayuran

Dokumentasi Pribadi

Ramah-Tamah dengan Generasi Mendatang Desa Adipuro

Dokumentasi Pribadi

 

Pentas Seni dengan Api Unggun

Dokumentasi Pribadi

Rabu, 20 Desember 2023

Hari terakhir di Desa Adipuro. Dimulai sejak pukul 04.30 WIB, dengan berjalan kaki sejauh satu kilometer peserta menuju spot yang dikenal dengan nama Blumbangroto untuk menyaksikan sunrise (matahari terbit). Berturut-turut setelah itu, peserta beberes barang-barang, pamitan dengan induk semang, membuat video pendek testimoni di Adipuro, dan memasang papan penunjuk jalan (plangisasi). Sekitar pukul 09.00 WIB apel penutupan dilangsungkan di Lapangan Prampelan.

Kepala Desa Adipuro, Waluyo memberikan pesan-pesannya kepada peserta homestay.

“Alhamdulillah, adik-adik SMAN 1 Demak telah selesai menggelar kegiatan homestay. Semoga segala pengalaman yang diberikan penduduk Desa Adipuro mampu merasuk dan terkenang didalam memori adik-adik sekalian. Terima kasih telah mengunjungi desa kami. Selamat jalan dan semoga memori yang diukur bersama dapat tersimpan selamanya,” ungkapnya.

Armada penjemput peserta telah tiba. Kegiatan tiga hari homestay rampung. Pelan tapi pasti, Desa Adipuro yang kaya akan historisnya, toleransinya, dan keramah-tamahannya kembali tertutup kabut pekat khas agungnya Gunung Sumbing. (BA/Hum).

Sekolah Homestay Liburan
  1. TULISAN TERKAIT