; ; ;
Oleh : Liahsana Nadia (Jurnalistik Smansade, XI-4)
Aulia Selviani (Jurnalistik Smansade, X-11)
Penyunting: Baihaqi Aditya, S.Pd
SmansadeUpdate- Bagi sebagian besar pelajar, masa menjelang ujian akhir kerap menjadi waktu paling mendebarkan dalam kalender akademik. Hari-hari terasa berat, pikiran dipenuhi kecemasan, dan tubuh pun mulai kehilangan energi. Namun berbeda halnya dengan kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang justru menjadi momen penuh antusiasme dan keceriaan. SMA Negeri 1 Demak menjadikan P5 sebagai ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi kreativitas, menggali nilai budaya, dan belajar dengan cara yang menyenangkan.
Semester genap tahun ajaran 2024/2025 ini, kegiatan P5 dilaksanakan selama tiga hari. Yakni hari Senin hingga Rabu (26-28 Mei 2025). Menariknya, pelaksanaan P5 dirancang tepat sebelum siswa-siswi menghadapi ASAG (Penilaian Sumatif Akhir Semester Genap) dan menjadi momentum P5 terakhir sebelum kenaikan kelas. Berdasarkan kondisi tersebut, kegiatan ini menjadi spesial dan penuh kesan mendalam bagi para peserta.
Kegiatan puncak P5 berlangsung selama dua hari berturut-turut, yaitu Senin dan Selasa. Hari Senin dan Selasa, siswa-siswi kelas X menampilkan berbagai karya yang terdiri dari tiga jenis pertunjukan utama: paduan suara, tarian daerah, dan drama cerita rakyat. Sementara itu, pada hari Selasa, kelas XI turut meramaikan kegiatan dengan menggelar pameran bertema “Teknologi Rekayasa Pangan 2025 From Nature to Innovation: Local Food Tech in Action” dengan fokus pada teknik fermentasi. Hari Rabu dijadikan sebagai waktu refleksi diri atas kegiatan P5 sekaligus pembersihan area kegiatan oleh warga sekolah.
Senin pagi, langit mendung menyelimuti wilayah sekitar sekolah. Sekitar pukul 08.00 WIB hujan mulai turun, membuat panitia kegiatan dan siswa-siswi menahan cemas. Tak ingin semangat patah begitu saja, panitia dan guru yang terlibat pun berdoa bersama memohon agar hujan segera reda. Harapan itu terkabul. Sekitar pukul 09.30 WIB, langit mulai cerah, dan kegiatan Gelar Karya resmi dibuka oleh Master of Ceremony (MC) dengan penuh semangat.
Kepala SMA Negeri 1 Demak, Bapak Solikhin, S.Pd., M.Pd., secara resmi membuka kegiatan. Melalui sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tema P5 kali ini, "Bhinneka Tunggal Ika", merupakan bentuk nyata upaya menumbuhkan rasa syukur serta apresiasi terhadap keberagaman budaya bangsa. Beliau juga mengapresiasi antusiasme siswa-siswi dalam mempersiapkan acara dan berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal penting dalam membentuk karakter pelajar Pancasila sejati. Turut hadir pula tamu undangan dari luar sekolah, yaitu para kepala sekolah dari instansi-instansi pendidikan swasta sebagai bentuk dukungan atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Penampilan pertama diawali oleh ekstrakurikuler tari yang mempersembahkan Tari Pelajar Pancasila, sebagai simbol pembukaan dan penyemangat. Dilanjutkan oleh kelas X-10 (kelompok II) dengan Tari Cipat-Cipit asal Banyumas. Tarian ini menggambarkan keceriaan dan kebersamaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari melalui gerakan lincah, ekspresif, dan serempak. Penampilan ini disambut meriah oleh para penonton yang memenuhi area pertunjukan.
Penampilan paduan suara juga turut memeriahkan hari pertama. Kelas X-2 (kelompok II) menampilkan lagu-lagu tradisional dari Jawa Tengah seperti Lir Ilir, Padang Bulan, dan Cublak-Cublak Suweng yang diiringi dengan alat musik seperti keyboard dan gitar. Suara merdu para penyanyi serta aransemen musik yang harmonis mampu mencuri perhatian para juri dan penonton.
Penampilan paduan suara dari kelas X-2
Dokumentasi Pribadi
Rangkaian kegiatan tersebut semakin semarak dengan pertunjukan yang memukau dar kelas X. Sementara itu, kelas XI memiliki misi yang tak kalah penting juga. Mereka ditantang untuk menyusun sebuah video kreatif yang mendokumentasikan proses pembuatan produk teknologi pangan hasil karya kelompoknya masing-masing. Uniknya, proses produksi ini tidak dilakukan di sekolah, melainkan di rumah salah satu anggota kelompok, menciptakan suasana kerja yang lebih fleksibel dan penuh kebersamaan.
Beragam inovasi pun lahir dari tangan-tangan kreatif para siswa—dari petis yang kaya cita rasa, tempe fermentasi yang gurih, yogurt segar, hingga kreasi pangan unik lainnya. Semua dikemas dalam sebuah video yang akan dinilai oleh guru pembimbing masing-masing kelas. Tak hanya dari segi isi, tetapi juga dari sisi estetika dan penyampaian.
Tak berhenti di situ, setiap kelompok kemudian meracik hasil produk mereka menjadi tiga variasi sajian yang berbeda. Ketiga sampel makanan ini akan diuji rasa oleh para guru penilai. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menampilkan kelezatan dan kreativitas dalam olahan mereka.
Puncaknya, pada hari kedua kegiatan P5 (Selasa, 27 Mei 2025), sampel-sampel tersebut akan dipamerkan dalam stand-stand kelas yang telah disediakan. Beberapa kelompok bahkan melangkah lebih jauh dengan menjual hasil kreasi mereka. Lengkap dengan strategi promosi melalui media sosial maupun pendekatan langsung kepada para pengunjung.
Produk Olahan Rekayasa Teknologi Pangan Kelas XI
Dokumentasi Pribadi
Menjelang waktu ishoma (istirahat-salat-makan), kelas X-1 (kelompok I) tampil dengan drama cerita rakyat Legenda Rawa Pening dari Jawa Tengah. Properti yang lengkap serta akting para siswa yang natural membuat cerita terasa hidup dan nyata. Suasana seakan berubah menjadi kisah mistis di masa lalu, dan sorak sorai serta tepuk tangan penonton pun tak terbendung.
Walaupun hari pertama sempat terguyur hujan di pagi hari, kegiatan tetap selesai sesuai jadwal, tepat pukul 14.00 WIB. Semangat para siswa, guru, dan panitia tak sedikit pun luntur, justru menjadi bukti bahwa semangat berkarya tidak akan tergoyahkan oleh cuaca.
Hari kedua, Selasa 27 Mei 2025, cuaca lebih bersahabat. Langit cerah menjadikode alam agar siswa-siswi kembali bersemangat menyelesaikan penampilan kelompok yang belum tampil di hari sebelumnya. Gelar Karya kembali dilanjutkan dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Setiap kelas menampilkan pertunjukan terbaiknya, menampilkan berbagai cerita rakyat, tarian khas daerah, dan paduan suara lagu-lagu daerah dari berbagai provinsi.
Bersamaan dengan penampilan siswa kelas X, siswa kelas XI menggelar pameran proyek teknologi rekayasa pangan. Sebanyak dua belas kelas (XI-1 s.d XI-12) stand berjajar rapi memamerkan hasil inovasi fermentasi yang telah mereka buat. Mulai dari produk makanan hingga minuman hasil fermentasi ditampilkan dan dijelaskan oleh perwakilan-perwakilan kelas yang bertindak sebagai narasumber. Stand-stand tersebut ramai dikunjungi baik oleh siswa maupun guru yang hanya sekedar melihat maupun guru penilai. Untuk menarik perhatian, para siswapun berkerja sama menghias stand kelas mereka masing-masing dengan ide mereka yang sangat cemerlang. Berbagai macam hiasan dan sebuah permainan telah digunakan, tak ayal juga dibeberapa kelas terdapat tempat photoboth yang telah dihias sedemikian rupa untuk dapat mengabadikan foto bersama teman-teman. Semua itu dilakukan agar stand-stand tersebut semakin menarik pengunjung.
Usai ishoma, sekitar pukul 14.00 WIB kegiatan dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Pembagian hadiah dilakukan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan coordinator guru P5. Tentu saja, penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap kerja keras dan kreativitas para siswa-siswi selama pelaksanaan Gelar Karya P5.
Penentuan para kelas atau kelompok juara berdasarkan kategorinya sebagai berikut:
Kategori Cerita Rakyat, juara I diraih oleh kelas X-8 (kelompok II) dengan Legenda Putri Mandalika dari Nusa Tenggara Barat yang tampil memukau dan menyentuh. Juara II diberikan kepada kelas X-1 (kelompok I) yang membawakan Legenda Rawa Pening dengan properti lengkap dan penampilan dramatis. Juara III didapatkan oleh kelas X-7 (kelompok II) yang menampilkan Legenda Bandung Bondowoso dari Jawa Tengah secara kuat dan penuh ekspresi.
Kategori Paduan Suara, kelas X-4 (kelompok II) berhasil menyabet juara I berkat lagu-lagu Suwe Ora Jamu, Lir Ilir, dan Gundul-Gundul Pacul yang disajikan dengan harmonisasi yang baik. Juara II diraih oleh kelas X-9 (kelompok II) yang menampilkan lagu-lagu serupa dengan interpretasi yang kreatif. Juara III diperoleh kelas X-6 (kelompok I) yang tampil unik dengan lagu-lagu dari Papua: Yamko Rambe Yamko, Apuse, dan Sajojo.
Sementara itu, kategori Tarian Daerah dimenangkan oleh kelas X-2 (kelompok I) yang membawakan Tari Kecak Ramayana dari Bali dengan koreografi yang dramatis dan berani. Juara II diraih oleh kelas X-10 (kelompok I) dengan Tari Gugur Gunung dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang penuh semangat gotong royong. Terakhir, peringkat III jatuh kepada kelas X-9 (kelompok I) yang menampilkan Tari Prajuritan dari Kabupaten Semarang, lengkap dengan gerakan tegas dan kostum khas prajurit.
Tak hanya siswa kelas X yang memperoleh apresiasi atas dedikasi dan kreativitas mereka, siswa-siswi yang duduk dibangku kelas XI pun turut mendapat penghargaan sebagai bentuk pengakuan atas kerja keras mereka dalam menghias stand pameran Rekayasa Teknologi Pangan.
Setiap Kelas XI Berusaha Menampilkan yang Terbaik untuk Stand Pamerannya
Dokumentasi Pribadi
Kelas XI-3 berhasil mengamankan posisi ketiga (juara III). Sejak pertama kali melangkah mendekati stand pameran kelas XI-3, pengunjung seperti diajak memasuki dunia baru yang dipenuhi warna, ide, dan permainan yang menggugah rasa penasaran. Stand XI-3 bukan hanya tempat pameran semata. Melainkan menjelma juga menjadi panggung kecil penuh kejutan yang membuat siapa pun enggan untuk beranjak.
Juara kedua disabet oleh kelas XI-4 yang menyulap ruang sederhana menjadi tempat penuh pesona. Pemilihan tema yang epik dan penuh daya tarik visual, kelas XI-4 menambahkan sentuhan manis berupa photobooth yang langsung menjadi spot favorit pengunjung. Tak sedikit yang mengantri demi mendapatkan satu jepretan kenangan di sudut istimewa ini.
Sementara itu, stand pameran kelas XI-5 tampil paling memikat dan memang layak mendapatkan predikat best of the best alias juara I. Stand mereka dipenuhi dengan hiasan dan pernak-pernik yang dirancang dengan teliti. menciptakan suasana yang hangat dan mengundang. Setiap sudut seperti memiliki cerita tersendiri, membuat pengunjung larut dalam pengalaman yang tak hanya dilihat, tapi juga dirasakan.
Penyerahan Hadiah bagi Para Kelompok dan Kelas Juara
Dokumentasi Pribadi
Menambah kemeriahan hari itu, Kepala SMAN 1 Demak, Solikhin, S.Pd., M.Pd turut menyumbangkan suara emasnya dengan menyanyikan beberapa lagu yang menambah semangat warga sekolah. Setelah pengumuman para kelas maupun kelompok juara, Banyak siswa-siswi, baik beregu kecil maupun kelompok besar, mengambil momen untuk berfoto bersama sebagai kenangan manis dari kegiatan P5 terakhir mereka sebelum naik ke jenjang berikutnya.
Keesokan harinya, Rabu (28/05/2025) menjadi hari penutup kegiatan P5. Tidak ada pentas, tidak ada sorakan. Hari ini digunakan siswa-siswi untuk melakukan refleksi diri terhadap kegiatan yang telah mereka ikuti selama dua hari sebelumnya. Refleksi dilakukan di kelas masing-masing, dipandu oleh wali kelas/guru pendamping/koordinator kelas P5. Para siswa diminta menuliskan pengalaman, pelajaran, serta makna yang mereka dapatkan dari kegiatan P5 ini.
Selain refleksi, seluruh kelas juga melaksanakan kegiatan kebersihan bersama sebagai bentuk tanggung jawab dan penutup yang positif dari rangkaian acara. Suasana hari itu terasa lebih tenang, namun tidak mengurangi semangat kebersamaan yang masih hangat terasa.
Melalui kegiatan P5 bertema Bhinneka Tunggal Ika ini, SMA Negeri 1 Demak telah berhasil mempertemukan kreativitas, semangat kolaborasi, cinta budaya, dan nilai-nilai Pancasila dalam satu ruang bernama “Gelar Karya”. Kegiatan ini tidak hanya menjadi pelepas penat sebelum ujian akhir, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter pelajar yang cinta tanah air, kreatif, dan bertanggung jawab. (LN/AS/BA).
Sekolah P5 KurikulummerdekaCopyright © 2019 - 2025 SMA Negeri 1 Demak All rights reserved.
Powered by sekolahku.web.id