Berikan Edukasi Kesehatan Reproduksi, Sekolah Jalin Afiliasi dengan Fatayat NU dan UNICEF
Jum'at,
10 Pebruari 2023 ~ Oleh Arnida Dewantari ~ Dilihat 388 Kali
Smansade Update-Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi merupakan pengetahuan dasar yang harus dipahami oleh remaja, khususnya para pelajar. Berdasarkan World Health Organization (WHO), remaja adalah individu-individu yang berusia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja merupakan fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Artinya secara fisik remaja telah dapat bereproduksi. Namun secara psikologis, sosial, dan ekonomi mereka belum siap memiliki keturunan dan membangun keluarga.
Gambaran tersebut membuktikan penting diselenggarakannya semacam edukasi untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi mereka. Remaja yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi berpotensi kecil mengalami kehamilan di usia dini. Seperti yang telah jamak diketahui, hamil di usia remaja memiliki tingkat high risk melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) yang berkaitan erat dengan resiko stunting.
Berangkat dari permasalahan tersebut, SMAN 1 Demak membentuk afiliasi dengan Fatayat Nahdlatul Ulama Pimpinan Wilayah Jawa Tengah yang juga bekerjasama dengan UNICEF (United Nations Children's Fund) untuk menyelenggarakan sosialisasi bertajuk “Diskusi Pentingnya Pengetahuan Mengenai Kesehatan Reproduksi serta Promosi Aplikasi OKY bagi Remaja”.
Acara bertempat di aula SMA N 1 Demak dan dilaksanakan pada Hari Kamis (09/02/2023) pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 200 siswa-siswi SMAN 1 Demak. Diundang pula representasi peserta didik dari SMAN 2 Demak, SMAN 3 Demak, SMAN 1 Karangtengah, SMAN 1 Guntur, SMKN 1 Demak, dan SMKN 2 Demak yang masing-masing hadir bersama guru-guru pendampingnya.
Sosialisasi libatkan peran aktif siswa-siswi
Selaku narasumber, Drg. Rizki Amalina, M.Si. pada pembukaannya menyampaikan bahwa menjaga organ tubuh sangatlah penting.
“Kitalah yang seharusnya mengerti kondisi kesehatan organ-organ yang ada di dalam tubuh kita. Baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial sehingga memungkinkan setiap orang untuk mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomis,” terangnya.
Lebih mendalam, dosen Unissula yang juga menjabat sebagai Koordinator Bidang Kesehatan Fatayat NU Pimpinan Wilayah (PW) Jawa Tengah ini menyampaikan situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
“Sayangnya, di Indonesia pengetahuan remaja soal kesehatan reproduksi masih rendah. Sebanyak 4% remaja menikah di usia antara 15-24 tahun dan 6% menikah di usia kurang dari 15 tahun. Bahkan 1,7% sudah terinfeksi virus HIV,” jelasnya.
Acara yang juga dihadiri koordinator Fatayat NU yang lain, yaitu Atatin Malihah, S.Ag., M.H. selaku Koordinator Bidang Hukum Politik dan Advokasi PW Jawa Tengah ini juga disampaikan tanda pubertas pada remaja menunjukkan bahwa seseorang telah baligh agar mereka dapat mengenali keadaan dirinya.
“Pendidikan seks tidak ditujukan untuk mengajarkan mereka tentang hubungan seks, namun memberi pengetahuan tentang upaya yang perlu mereka tempuh untuk menjaga kesehatan organ reproduksi mereka,” pungkasnya.
Diskusi yang juga diselingi oleh berbagai ice breaking menarik ini ternyata memberi kesan yang mendalam bagi peserta yang mengikutinya. Seperti yang dirasakan Muhammad Nurwahid Baidhowi. siswa kelas XII ini menyatakan antusiasmenya kala diberi kesempatan menjadi bagian dari peserta diskusi.
“Sosialiasi ini menambah wawasan saya. Saya jadi lebih mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi, cara menghindari pernikahan dini, dan masih banyak hal baru lainnya” Ungkap siswa yang hobi bermusik tersebut.
Selain mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, para peserta, khususnya yang bergender perempuan juga dipandu untuk membuka play store dan mengunduh OKY Indonesia. Aplikasi yang rilis pada 27 April 2020 tersebut memiliki benefit utama melacak siklus menstruasi bagi remaja putri.
Edukasi kesehatan reproduksi, langkah progresif nan preventif untuk hindarkan generasi remaja putri dari degradasi moril dan fokus pada penguatan studi. (AD/BA/Hum).
Sekolah Kesehatan Kesiswaan