; ; ;

SMA Negeri 1 Demak

Jl. Sultan Fatah No. 85 Demak

Maju Bersama Hebat Semua

OSIS dan MPK Gelar Homestay di Temanggung: #2 Maknai Keagungan Ilahi dan Tanamkan Aksi Sosial

Minggu, 26 Desember 2021 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 859 Kali

SMANSADENews- Dinginnya udara malam merasuk tulang. Sedikit mendistraksi aktivitas dialam mimpi.  Tetiba alarm berbunyi. Memaksa tubuh untuk bangun dan bersiap untuk mematrikan cerita di hari kedua. Pagi buta Tlahab telah menanti.

Golden Sunrise dibalik Gunung Sumbing

Sunrise dibalik siluet gagahnya Gunung Sumbing

Deru suara mesin kendaraan lalu-lalang melewati jalanan desa selepas aktivitas ibadah subuh rampung. Kegiatan pertama dimulai pukul empat pagi. Beberapa kali armada bus kecil mengangkut para peserta homestay yang sudah menunggu disetiap posnya. Setelah pada hari pertama masing-masing kelompok peserta telah berkomunikasi dan beradaptasi dengan induk semangnya masing-masing, maka pada hari kedua saatnya mengagumi keagungan karya Tuhan Yang Maha Kuasa. Pendakian menuju wisata alam Posong menjadi titik rendezvous-nya.

Menuju Kawasan Posong, rombongan bus harus melalui perjalanan menanjak kurang lebih tiga kilometer. Jalanan berbatu, gelap, berkelok-kelok dan hanya mengandalkan sorot lampu utama dari kendaraan yang ditumpangi. Terjadi sedikit insiden. Dua bus tak kuat mengalahkan tanjakan ekstrim Posong. Terpaksa para peserta yang ada didalamnya melanjutkan perjalanan secara mandiri alias jalan kaki kurang lebih 500 meter hingga sampai titik lokasi.

Bless in disguise, berkah dalam ujian. Berjalan kaki dengan melewati jalanan berbatu menanjak memang melelahkan. Tetapi dari hal tersebut para peserta dapat menikmati udara segar, angin sejuk, ladang perkebunan, dan barisan pepohonan pinus yang diselubungi kabut tipis. Di atas itu semua, ketika perjalanan hanya tinggal seratus meter, sebuah pancaran kebaikan pagi hari mulai membias alam. Sang mentari mulai bangun dari lelapnya. Perlahan memunculkan dirinya dari ufuk timur. Dibalik gagahnya siluet Gunung Sumbing. Inilah fenomena “Golden Sunrise” yang sering dibicarakan penduduk Desa Tlahab. Keagungan Ilahi menyemburatkan maknanya.

 

Hijau dan indahnya alam Posong

Dokumentasi Pribadi

 

Ceria, gembira, dan mengabadikan kebersamaan

Posong menyapa. Pemandangan bukit alam hijau yang menyegarkan mata. Disinilah para peserta homestay yang dipandu panitia dan kelompok pemuda Sadar Wisata (Deswita) Desa Tlahab mengabadikan momen kebersamaan dalam bingkai keindahan alam. Potret sana, potret sini, dan berganti latar belakang jamak dilakukan. Akan tetapi cerahnya pagi berganti menjadi selubung mendung. Kabut secara perlahan mulai menutupi pemandangan alam sekitar Posong. Suhu kembali turun, menyebabkan hembusan udara membawa hawa dingin. Selang beberapa saat, rintik gerimis membasahi bumi Posong. Akan tetapi itu semua tidak menyurutkan antusiasme peserta Homestay.

Berkontribusi dalam Coffee Educate dan Happy Hour with Villagers

Jalan setapak dengan bekas kebun tembakau

Kurang lebih tiga jam waktu dimanfaatkan untuk menikmati karya alam dan merenungi kebesaran-Nya. Setelah istirahat dan santap pagi dipondokan-pondokan yang disediakan, kegiatan dilanjutkan dengan Coffee Educate, proses penanaman bibit kopi dibawah kaki Gunung Sindoro.

Peserta dibawa menuju area perkebunan bawang merah yang masih satu kompleks dengan kawasan wisata alam Posong. Selama perjalanan menuju lokasi melewati jalur setapak yang kanan-kirinya merupakan deretan bekas kebun tembakau yang telah dipanen. Bunga-bunga tembakau bermekaran berpadu dengan rontoknya dedaunannya yang sudah berwarna coklat. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih lima belas menit pun selesai. Para peserta menempatkan diri diposisinya masing-masing. Didepan lubang-lubang yang memang diperuntukkan dan disiapkan untuk menanam bibit tanaman kopi. Teknik menanam seperti itu, yakni selang-seling penanaman kopi secara sporadis diantara perkebunan lainnya disebut dengan “Pola Tlahab”.

 

Persiapan penanaman bibit kopi dinaungi kabut tebal dibawah kaki Gunung Sindoro

 

Antusias menanam bibit kopi 

Kabut putih susu semakin tebal. Gerimis pun tidak bosan menumpahkan air langitnya ke ladang perkebunan bawang merah Posong. Tetapi bibit kopi tetap harus ditanam. Menumbuhkan kehidupan baru yang berguna bagi masyarakat. Para panitia dari Desa Tlahab memberikan instruksi betapa pentingnya komoditas kopi bagi perekonomian masyarakat Desa Tlahab. Kopi adalah ikon. Kopi menjadi bagian dari kehidupan.

Setelah diberi aba-aba, peserta antusias mulai menanam bibit kopi. Dirobek terlebih dahulu plastik polygon-nya, lalu mulai diletakkan didalam lubang maksimal setengah bagian tanaman. Lalu ditaburkan pupuk dan ditutup dengan tanah. Calon tanaman komoditas telah diberi wadah untuk tumbuh dan berkembang. Setidaknya butuh waktu lima tahun untuk dapat memetik panen pertamanya. Kegiatan Coffee educate selesai.

 

Membagikan hadiah dengan warga Tlahab

Peserta diajak kembali turun. Menyusuri jalanan berkabut tebal dengan jarak pandang terbatas. Kurang lebih dua puluh lima menit perjalanan selesai. Kembali ke rumah induk semang masing-masing. Istirahat, santap siang dan menunaikan ibadah. Sore hari saatnya berbaur dengan masyarakat. Peserta homestay menggelar lomba-lomba menarik yang melibatkan masyarakat Tlahab. Mayoritas diikuti remaja dan anak-anak. Perlombaan berlangsung meriah. Hadiah pun dibagikan sebagai bentuk apresiasi.

 

Pentas Seni untuk Eksistensi Jatidiri

Selepas ibadah Isya’, kegiatan malam dilanjutkan di pendopo Desa Tlahab. Api unggun telah dinyalakan sebagai episentrumnya. Saatnya kelompok-kelompok homestay menampilkan gelaran kreativitas mereka. Ada yang bernyani riang dengan bait dan irama, menari, hingga menampilkan drama yang mengambil dari kisah rakyat tetapi dibumbui dengan bahasa kekinian.

 

Ekspresi melalui pentas seni malam hari

Tertawa lepas menunjukkan keakraban dan kebersamaan. Itulah tujuan diadakannya pentas seni pada malam hari. Jam menunjukkan pukul Sembilan malam. Udara dingin mulai berhembus kembali. Suara kendaraan semakin berkurang volumenya. Kegiatan hari kedua berakhir. Lelah dan senang menjadi bagian dari refleksi diri. (BA/Hum).  

(Bersambung)

Sekolah Kesiswaan Homestay
  1. TULISAN TERKAIT