; ; ;

SMA Negeri 1 Demak

Jl. Sultan Fatah No. 85 Demak

Maju Bersama Hebat Semua

Spesial Hari Pendidikan Nasional 2024 Dunia Pendidikan: Melebihi Ruang Dan Waktu

Jum'at, 03 Mei 2024 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 418 Kali

Oleh:   Vanessa Rose (Jurnalistik Smansade)

           Regita Agiet Putri Cahyani (Jurnalistik Smansade)

Penyunting: Baihaqi Aditya, S.Pd

Smansade Update-Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah, adalah sebuah kutipan tentang makna pendidikan yang pernah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Menurut KBBI, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Maka sebenarnya, proses pembelajaran dan pengajaran dalam pendidikan ini dapat diartikan secara luas.

Akan tetapi, ketika kita mendengar kata pendidikan, tak sedikit dari kita yang masih mengaitkannya dengan sekolah formal. Tidak ada yang salah dari hal tersebut, karena seperti yang kita tahu, bahwa sekolah formal memang sangat penting dan memberikan pendidikan akademis yang menjadi bekal setiap insan untuk karir masa depannya. Namun, banyak pelajar yang sudah melupakan bahwa sumber pendidikan yang didapat selama ini tidak hanya dari sekolah saja. Semua aspek dalam kehidupan kita mengandung sebuah pembelajaran yang bisa dipetik.

Dalam konsep pendidikannya yang diterapkan di "Taman Siswa," Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada kehidupan nyata dan kehidupan sehari-hari. Ia berpendapat bahwa pendidikan tidak terbatas pada lingkungan formal di dalam kelas, melainkan juga melibatkan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Berkaca dari sanalah, maka setiap orang memiliki kapabilitas sebagai pendidik dan setiap lingkungan dapat berperan sebagai sekolah yang memberi kita ilmu baru. Semua orang yang berada di sekitar kita, dimulai dari lingkungan keluarga hingga anggota masyarakat dengan berbagai latar belakangnya dapat memberi kita berbagai perspektif dari pengalaman yang sudah mereka dapatkan untuk dapat kita ambil sebagai pembelajaran. Begitu pula dengan setiap tempat yang kita lalui dan tinggali sepanjang hidup, dengan setiap budaya dan ciri khasnya yang berbeda.

Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pengajaran yang memperhatikan keunikan dan kebutuhan masing-masing manusia. Perbedaan cara belajar yang dimiliki oleh setiap anak semakin memperkuat bahwa pendidikan adalah proses penting yang unik bagi setiap individu. Adanya tolok ukur yang selama ini selalu berlaku di sekolah, seperti pemberian nilai atau batas kemampuan anak yang diukur dari ketuntasan minimal setiap mata pelajaran, umumnya memang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengatahui penguasaan materi siswa. Namun, tidak jarang justru menjadi alat untuk menggeneralisasikan kemampuan belajar.

Paradigma tersebut tidak baik untuk terus-menerus dilakukan dalam pendidikan kita, karena dapat memicu ketidakpercayaan diri siswa dan membuat siswa menilai kemampuan belajarnya serupa dengan nilai-nilai yang diperoleh. Sehingga nantinya, membuat anak itu lantas menganggap beberapa kegagalan yang didapatkan di sekolah sebagai penghalangnya untuk terus mengembangkan diri di mana pun ia berada, karena sejatinya pendidikan dapat ditemukan dimana saja dan dengan berbagai cara yang dimiliki oleh setiap orang.

Pendidikan memainkan peran penting dalam meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir kritis. Dalam pemahaman masyarakat, pendidikan mencakup aspek-aspek seperti keterampilan sosial, mengembangkan empati, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan belajar bekerja sama dalam tim. Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan sosial. Hal itu memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih terinformasi tentang keadaan dunia di sekitar mereka, sehingga mereka dapat terlibat dalam komunitas atau bahkan membantu mengatasi tantangan-tantangan global.

Melalui pemahaman tentang pendidikan, seseorang juga akan mampu untuk membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan sehingga tidak banyak pengangguran yang ada di Indonesia. Pendidikan membantu individu untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. Inilah salah satu alasan mengapa pembelajaran tidak hanya terbatas pada sekolah atau ruang kelas saja, karena nanti pada akhirnya ilmu yang kita peroleh akan didedikasikan di kehidupan sosial dan akan memberikan manfaat untuk orang lain.

Melalui interaksi dengan rekan sebaya dan pengalaman pembelajaran yang beragam, individu dapat mengembangkan kesadaran sosial, menghargai perbedaan, dan membangun sikap toleransi yang kuat. Hal ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis di masa depan. Pelajar juga dapat berpartisipasi dalam aksi-aksi di masyarakat, seperti mengikuti pemberdayaan anak-anak desa, perkumpulan warga, perkumpulan pemuda, dan masih banyak lagi.

Pendidikan dianggap sebagai proses yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, di mana orang belajar sepanjang hidupnya, meskipun melalui cara dan proses yang berbeda-beda. Pendidikan bukanlah hanya tentang angka, tetapi lebih pada proses bagaimana seseorang terbentuk menjadi manusia yang bermartabat. Oleh karena itu, pendidikan sepanjang hayat tidak hanya terbatas pada pendidikan formal di sekolah, tetapi juga dapat dilakukan dari berbagai kegiatan di luar sekolah. Dalam memperingati Hari Pendidikan ini, kita harus tetap semangat belajar dimana saja dan kapan saja, agar dapat menyerap ilmu dari manapun dan dapat menyebarkan ilmu kepada siapapun. (VR/RAPC/BA/Hum).

Sekolah Pendidikan Literasi

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT