Pramuka SMAN 1 Demak Gelar Pelantikan Bantara di Bantir
Kamis,
03 Pebruari 2022 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 4404 Kali
SMANSADENews-Pergantian estafet dari angkatan lama ke generasi yang lebih muda merupakan hal yang niscaya terjadi. Penyegaran dibutuhkan agar denyut nadi organisasi selalu ada. Seremonial pelantikan dipastikan berjalan. Beriringan dengan pelatihan kepanduan bagi fungsionaris-fungsionarisnya. Ambalan Trisula Dewa-Dewi, organisasi kepanduan pramuka SMAN 1 Demak menggelar kegiatan tersebut. Kawasan Bantir menjadi destinasinya.
Barak Berlapis Memori Tapak Jejak
Kamis (03/02/2022) pagi, ada pemandangan yang lain dilingkungan SMAN 1 Demak. Sebagian peserta didik berseragam pramuka. Padahal jadwal untuk Kamis adalah seragam batik sekolah. Kejutan belum usai. Diluar sekolah, tepatnya dibahu jalan raya Pantura, terparkir beberapa truk berwarna hijau pekat. Khas milik kendaraan TNI angkatan darat. Ternyata korelasi antar kedua unsur unik tersebut adalah dihelatnya kegiatan Pelantikan Bantara-Pelantikan Laksana (PBPL) organisasi kepanduan Pramuka SMAN 1 Demak yang terjadwal dilaksanakan tanggal 03-05 Februari 2022.
Pukul 08.00 WIB, rombongan peserta kegiatan PBPL yang total berjumlah 119 orang (kelas X berjumlah 41 peserta, kelas XI 44 peserta, dan kelas XII 34 peserta) telah diberi restu dan dilepas oleh kepala SMAN 1 Demak, Solikhin, S.Pd., M.Pd. Kepala sekolah berpesan kepada seluruh peserta agar menjadikan kegiatan di Bantir penuh dengan makna positif. Baik untuk individu, organisasi, dan masyarakat sekitar. Almamater dan nama baik sekolah juga menjadi hal mutlak untuk dijaga.
Truk-truk militer menjadi kendaraan yang mengangkut peserta.
Setelah apel sambutan dan pelepasan, para peserta mulai menaiki truk militer yang langsung datang dari Bantir. Perjalanan untuk mengukir pengalaman pun dimulai.
Komando Latihan Rindam IV Diponegoro atau lebih dikenal luas dengan sebutan Tangsi militer Bantir, merupakan suatu kompleks markas Tentara Nasional Indonesia yang berlokasi di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Namanya cukup menggema di Jawa Tengah sebagai spot yang sering digunakan untuk menggelar kegiatan kepemimpinan dengan melibatkan kalangan peserta didik maupun mahasiswa. Pelatihan organisasi kepanduan seperti Pramuka contohnya.
Keberadaan kompleks militer ini tak lepas dari campur tangan pemerintah kolonial Belanda pada waktu itu. Nuansa historis menyelubungi setiap sudut area. Disaring dari itesa.ac.id pembangunan markas tentara tersebut sudah dimulai pada tahun 1938. Dipergunakan sebagai arena latihan bagi para prajurit yang tergabung dalam Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL), yaitu satuan militer yang isinya orang-orang Nusantara yang menghambakan dirinya bagi Kerajaan Belanda. Dulu, penduduk sekitar menyebutnya dengan Kamp Soemowono.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Kamp Soemowono dialihfungsikan menjadi semacam tempat tahanan untuk para warga Eropa, terutama Belanda. Ketika Indonesia telah berdaulat, Kamp Soemowono dikelola KODAM IV Diponegoro sebagai markas militer hingga saat ini.
Jelajah Suci Sarana Mengasah Tanggung Jawab Fisik dan Mental
Peserta kegiatan dikompleks militer Bantir telah tiba setelah kurang lebih dua jam menempuh perjalanan. Jadwal cukup padat pada hari pertama. Pukul 10.30 WIB, mengikuti instruksi panitia, peserta dikumpulkan di tanah lapang berumput hijau segar. Masih mengenakan seragam pramuka lengkap. Bermandikan sinar matahari dan disaat bersamaan udara sejuk menerpa permukaan kulit. Sebentar lagi, kegiatan ‘Jelajah Suci’ akan dijalankan.
Koordinasi sebelum kegiatan Jelajah Suci
Bertajuk Jelajah Suci, inti dari kegiatan ini para peserta harus melakukan penjelajahan dari satu pos ke pos lain yang jaraknya lumayan berjauhan. Berjalan kaki, berkelompok, dan mandiri. Bersama berusaha menyelesaikan misi yang diberikan. Tidak hanya menjawab tantangan pada setiap pos, melainkan jika berkesempatan bertemu penduduk lokal Bantir yang membutuhkan bantuan, maka wajib untuk mengulurkan tangan. Menumbuhkan aspek kepekaan sosial juga ditekankan.
Salah satu pos pemberhentian Jelajah Suci.
Bersama menyelesaikan Jelajah Suci di bawah awan mendung dan rintik hujan.
Kurang lebih tiga jam Jelajah Suci dapat diselesaikan. Lelah fisik-mental dan butuh istirahat adalah suatu hal yang wajar. Peserta diistirahatkan. Diminta membersihkan diri dan menunaikan ibadah sesuai keyakinannya. Selepas senja, kegiatan kedua telah menunggu.
Refleksi Malam Bersama Pemangku Kebijakan
Malam telah datang. Membiasakan suasana cerah siang hari dan mengubahnya menjadi gulita. Udara dingin Bantir semakin merasuk melalui celah pori-pori kulit. Akan tetapi antusiasme tidak pernah surut.
Makan malam bersama di tengah lapangan barak militer Bantir.
Setelah makan malam bersama dilakukan, peserta dikumpulkan didalam ruangan yang cukup luas untuk menampung banyak orang. Tikar digelar, peserta diminta duduk bersila. Suasana santai tetapi tetap serius. Pengisian materi kepemimpinan dan refleksi oleh para wakil kepala SMAN 1 Demak dimulai.
Winarno, S.Pd., M.Pd Wakil Kepala bidang Kesiswaan menegaskan bahwa peranan pramuka, terutama generasi milenial harapan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah vital. Etika sopan santun kepada yang lebih tua menjadi hal mutlak yang wajib dijunjung tinggi. Selain itu pendidik yang juga menjadi pelatih level nasional tersebut menekankan bahwa kegiatan pramuka menjadi embrio munculnya calon-calon pemimpin berkualitas selanjutnya.
Refleksi malam dan penuturan materi dari wakil kepala sekolah.
Kegiatan hari pertama ditutup pukul 21.00 WIB. Peserta diarahkan untuk beristirahat penuh. Memulihkan energi fisik dan pikiran untuk berpartisipasi pada hari berikutnya. Jelajah Suci dan Refleksi Malam sarat akan makna. (Ba/Cr/Hum).
(Bersambung...)
Sekolah Kesiswaan Pramuka