Kontribusi Nyata Sambut Puasa, Kontingen Smansade Ambil Bagian dalam Parade Kearifan Lokal
Senin,
27 Maret 2023 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 676 Kali
Smansade Update–Budaya Islam di Nusantara begitu unik dalam menyambut bulan penuh berkah. Ajaran Islam, kejayaan masa lampau, memikatnya kesenian, dan kehiduan era milenial diracik menjadi satu. Memunculkan Kirab Budaya, suatu kejeniusan lokal yang memiliki beragam tujuan. Smansade turut ambil bagian dalam helatan tersebut.
Ramadhan 1444 Hijriah sudah berjalan lima hari sejak tulisan ini dibuat. Namun, perayaan penyambutannya beberapa hari ke belakang masih melekat kuat di ingatan. Flashback helatan Kirab Budaya dan Festival Megengan 2023, dimana didalamnya representasi SMAN 1 Demak berikan kontribusi nyata.
Demak merupakan kota kecil yang istimewa. Letaknya berada di pesisir Pantai Utara Jawa. Wilayahnya pada era kejayaan Nusantara pernah menjadi jantung peradaban Islam. Masyarakatnya berimprovisasi menciptakan kultur-kultur dan kesenian yang sarat akan nilai religi. Seni Rebana dan Tari Zippin adalah salah satunya.
Rabu (22/03/2023) siang, pukul 13.00 WIB cuaca terik dan menyengat terasa di horizon Kota Wali. Namun, hal tersebut tidak menjadi penyurut antusias masyakarat untuk menyaksikan parade budaya lokal. Berbaris dengan rapi, berjalan lambat sembari sesekali memainkan peran yang dibawakan masing-masing menjadi kegiatan utama peserta parade Kirab Budaya. Kontingen Smansade diwakili grup rebana Al-Anjam dan kelompok tari tradisional Zippin mendapatkan nomor urut 14.
Pihak SMAN 1 Demak dalam gelaran tersebut berisi mobil berjenis pick up dengan hiasan manggar disisi kanan-kiri, sementara bak terbukanya mengangkut properti rebana dan beberapa personal diatasnya. Kemudian pada baris selanjutnya, berjalan kaki secara rapi kelompok rebana yang berpakaian ropi biru laut dengan ornamen warna oranye. Diikuti para penari Zippin berkostum hijau toska yang berada di barisan penutup kontingen. Rapi, tertib, dan seirama.
Kenalkan, lestarikan, dan aplikasikan kultur pesisiran sejak era Kesultanan
Rute Kirab Budaya berawal dari depan Dinas Pariwisata Demak-Pecinan-Taman Kalituntang-Kantor Bupati dan berakhir di salah satu sisi alun-alun dimana telah menunggu para pemangku kebijakan tertinggi di Kota Wali untuk melihat penampilan para peserta Kirab Budaya.
Salah satu peserta Kirab Budaya, Muhammad Miftahul Huda memberikan kesan tersendiri dari pengalaman yang didapatkannya dalam gelaran tahunan tersebut.
“Alhamdulillah, saya dan teman-teman Al-Anjam mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Kirab Budaya secara langsung mewakili sekolah. Lelah pasti karena harus berjalan di tengah terik matahari, namun rasa bangga sebagai masyarakat Demak yang turut serta menggemakan budaya lokal berbalut nafas religi Islam mengalahkan rasa capek tersebut,” ujarnya dengan penuh semangat.
Lain halnya dengan wakil kepala bidang kesiswaan, Winarno, S.Pd., M.Pd yang ikut terjun mendampingi kegiatan. Ia mengungkapkan kegiatan Kirab Budaya dan Festival Megengan dapat dilihat dari beragam sisi kehidupan secara progresif.
“Luar biasa kegiatan Parade Budaya 2023. Dari sisi historis, kegiatan seperti ini tentu menjaga kelestarian budaya agung yang dulu diciptakan oleh para leluhur Kota Wali. Aspek sosial, dengan adanya kegiatan seperti ini dapat mengumpulkan masyarakat dari berbagai sudut kota sekaligus potensi destinasi wisata. Sedangkan dari unsur falsafah Jawa, adanya Kirab Budaya menjadi jembatan penghubung untuk mempertemukan para pemangku kebijakan dengan rakyat yang mereka ayomi,” ungkap guru yang sedang mengikuti program Calon Guru penggerak 2023 itu.
Kirab Budaya dan Festival Megengan, dua unsur kultur lokal dalam memperingati datangnya bulan suci Ramadhan. Selain itu, juga sekaligus menjadi jembatan antara pejabat tinggi Kota Wali dengan masyarakatnya. (BA/Hum).
Sekolah Budaya Ramadhan