SMA Negeri 1 Demak: Pionir Pendidikan Lanjut bagi Masyarakat Kota Wali
Rabu,
24 Maret 2021 ~ Oleh Baihaqi Aditya ~ Dilihat 2196 Kali
SMANSADE- Kestabilan politik, lancarnya roda perekonomian, majunya bidang kesehatan, dan meratanya sistem pendidikan merupakan indikator secara umum untuk menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara. Indonesia Tahun 1964, dimana pada saat itu Ir. Soekarno sebagai presiden pertama memegang tampuk pemerintahan yang dikenal dengan Orde Lama. Salah satu program Orde Lama yakni pemerataan dan penguatan di bidang pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan makna pembukaan UUD 1945 alinea 4 dan substansi dari UUD Pasal 31 tentang kewajiban negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang pendidikan.
Wilayah Demak merupakan salah satu wilayah yang menjadi bagian dari Republik Indonesia. Sejak kemerdekaan 1945 hingga awal tahun 1964, akses pendidikan formal yang ada di Kabupaten Demak dapat dikatakan terbatas. Pada saat itu, sebagian besar pelajar yang ada di Kota Wali “hanya” bisa mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP/SMP). Setelah ebtanas, para pelajar dari Kota Wali akan langsung terjun dalam dunia kerja. Sementara sebagian kecil lainnya yang berkeinginan meneruskan jenjang sekolah menengah umum (SMU/SLTA/SMA) dengan dukungan ekonomi keluarga yang cukup kuat dengan “terpaksa” melanjutkan program pendidikannya tersebut ke Kota Semarang.
Fenomena pendidikan formal di Demak yang sudah berjalan hampir 19 tahun sejak tahun 1945 seakan jalan ditempat. Apabila terus-menerus larut dalam kondisi yang demikian, dikhawatirkan kualitas Sumber Daya Manusia di Demak akan mengalami stagnansi bahkan degradasi. Hal seperti itu membuat beberapa pihak seperti Pemerintah Daerah, Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri, maupun perwakilan elemen masyarakat yang menaruh perhatian lebih pada bidang pendidikan menyetujui wacana pembangunan gedung sekolah menengah umum negeri pertama di Kota Wali. Gayung bersambut, keinginan mulia dari masyarakat Demak akan pendirian sekolah menengah umum direspon baik oleh pemerintah pusat.
Tahun 1964, Kabinet kerja IV yang dipimpin oleh Ir. Soekarno memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat untuk membangun negara Indonesia pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya yakni pendidikan. Pada saat itu, yang menjadi sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Prijono (Menjabat 1957-1966). Dibawah Keputusan Menteri tertanggal 30 Juli 1964 tentang pembukaan SMA Negara tahun pelajaran 1964/1965 terdapat lampiran nama-nama sekolah tingkat atas yang disetujui kementerian pendidikan dasar dan kebudayaan sebagai perintis baru didaerahnya masing-masing. Seperti SMA Negeri 2 Jambi, SMA Negeri 1 Demak, SMA Negeri 1 Jepara, SMA Negeri 4 Makassar, dan SMA Negeri 1 Bantul. Dari keputusan menteri tersebut, Smansade mulai muncul dalam lembaran sejarah pendidikan di Kabupaten Demak.
SMA Negeri 1 Demak membuka kelas pertamanya untuk Tahun Ajaran 1964/1965 dengan jumlah kelas sebanyak 8 Kelas. Dan dimulai proses kegiatan belajar mengajarnya pada tanggal 1 Agustus 1964. Atas dibukanya angkatan pertama pada tanggal tersebut, maka secara de facto ditetapkan sebagai hari lahirnya SMA Negeri 1 Demak .
Bangunan kelas untuk angkatan pertama tersebut belumlah menempati komplek sekolah saat ini (Jl. Sultan Fatah No.85, Katonsari, Demak). Pada saat itu, sekolah meminjam salah satu bangunan di kawasan Pecinan Demak agar proses belajar-mengajar dapat terlaksana dengan baik sembari pembangunan fisik gedung sekolah di lokasi sekarang tetap berjalan.
Pada tahun-tahun awal pembukaan, SMA Negeri 1 Demak berjuang keras dalam membangun citra positif sekolah kepada masyarakat dan masih menerapkan praktek nomaden dalam peminjaman ruang kelas. Selain di kawasan Pecinan tersebut, sekolah juga meminjam gedung Kodim 0716/Demak bahkan menyewa deretan beberapa ruko di belakang kawasan terminal Demak.
Tahun demi tahun berlalu, melalui perjuangan pembangunan citra dengan meluluskan generasi-generasi yang sebagian besar sukses meraih cita-citanya di masa mendatang, membuat nama besar SMA Negeri 1 Demak semakin berkembang dan bermetamorfosis menjadi salah satu instansi pendidikan tingkat atas yang telah memiliki labelling favorit. Sebagian besar masyarakat Demak berlomba-lomba untuk menyekolahkan putra-putrinya selepas lulus dari jenjang SMP untuk melanjutkan di SMA Negeri 1 Demak.
Hingga saat ini, tercatat di SMA Negeri 1 Demak telah mengalami 13 periode kepemimpinan. Adapun nama-nama Kepala sekolah yang saat ini sudah menjadi bagian dari hall of fame di SMAN 1 Demak antara lain:
- Drs. Mintono HS (01 Agustus 1964-30 Juni 1977)
- Drs. Sugiyono (01 Juli 1977-30 Juni 1979)
- Drs. Sadarmisman (01 Juli 1979-30 Juni 1984)
- Soebarno, BA (01 Juli 1984-30 Juni 1995)
- Drs. Hardiman HS (01 Juli 1995-30 Juli 1997)
- Drs. Mardiyono (01 Agustus 1997-30 Maret 2002)
- Drs. Soemantri (01 April 2002-30 Desember 2002)
- Drs. H. Khayat (01 Januari 2003-30 Juli 2003)
- Drs. Barodin Dwiantoro (01 Agustus 2003-01 Februari 2004)
- Drs. Sutono (01 Maret 2004-05 Oktober 2004)
- Drs. Mardiyono, M.Pd (06 Oktober 2004-31 Agustus 2007)
- Drs. Suyanto, M.Pd (01 September 2007-25 September 2015)
- Drs. Siswandi, M.Pd (26 September 2015-25 September 2017)
- Suntono, S.Pd., M.Pd (25 September 2017-25 September 2019)
- Drs. Agus Budi Purwaka, M.Pd (25 September 2019-11 Januari 2022)
- Solikhin, S.Pd., M.Pd. (11 Januari 2022 - sekarang)
Dewasa ini, SMA Negeri 1 Demak terus mepertahankan eksistensinya sebagai tempat belajar yang difavoritkan di Kota Wali sembari terus berprogres agar dapat meningkat ke level selanjutnya. Beberapa prestasi bergengsi yang semakin mengharumkan nama Smansade di belantika dunia pendidikan antara lain: Ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk menjalankan program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), mendapat predikat sebagai Green School, Sekolah Sehat, Sekolah Ramah Anak, dan Sekolah Hemat Energi. Pada bidang akademik maupun non-akademik tak terhitung berapa banyak prestasi, gelar, dan piala yang diraih oleh sekolah. SMA Negeri 1 Demak, where the future leader come together! (Ba/Cr/Hum)
Sejarah Sekolah Pendidikan